Tarekat sebagai Model
Pendidikan Agama Islam pada Lanjut Usia ( Studi Metode dan Materi tarekat
Qadiriyyah wa Naqsabandiyyah). Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015.
Latar belakang penelitian ini adalah adanya kekhawatiran terhadap realita menurunya
kehidupan keagamaan para lanjut usia di zaman sekarang ini. Hal tersebut dibuktikan
dengan keikutsertaanya para lanjut usia pada berbagai kasus kejahatan yang terjadi
akhir-akhir ini, dan telah diberitakan di berbagai media elektronik maupun media
online lainya. Melihat realitas tersebut penulis sebagai intelektual muda khususnya di
bidang Pendidikan Agama Islam merasa sangat iba dan tidak rela jikalau para lanjut
usia terus menerus berada dalam lingkaran kehidupan yang tidak seharusnya
tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab, penulis mencoba membantu
menyelesaikan lingkaran kehidupan yang tidak seharusnya dijalani oleh para lanjut
usia dengan melihat sejarah peradaban islam masa lalu yang menyebutkan adanya
tarekat sebagai salah satu xlternative Pendidikan Agama Islam bagi umat islam
dikala itu, lantas bagaimana apabila tarekat dijadikan sebagai model Pendidikan
Agama Islam pada lanjut usia di masa kini. Dalam kesempatan ini penulis berusaha
menyajikan kesesuain kebutuhan kegamaan lanjut usia dengan berbagai metode dan
materi yang ada didalam tarekat, khususnya tarekat Qadiriyyah wa Naqsabandiyyah.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian pustaka. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengumpulkan berbagai dokumen-dokumen, baik buku/kitab, jurnal ilmiyah, dan
lainya. Adapun analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data kedalam
katergori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sinestesia, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Hasil penelitian menunjukan: (1) Metode dan materi dalam tarekat
Qadiriyyah wa Naqsabandiyah meliputi, Tuntunan menjadi mukmin sejati, Bai’at
dan talqin, Riyadhah, Zikrullah (zikir), Khataman, Manaqiban, Muraqabah, Uzlah
dan Khalwat, Ziarah. Adapun materi seperti menjalankan sholat rawatib sebagai
keharusan setelah menjalankan kewajiban sholat lima waktu, melanggengkan
berbagai macam shalawat (yakni: Shalawat nabi, sholwat nariyah, sholawat fatih,
shalawat hajj, dan lainya) dan do’a-do’a keselamatan lainya (2) Melalui model
pendidikan tarekat dengan berbagai metode disertai syarat materi, menjadikan
Pendidikan Agama Islam model pendidikan tarekat menjadi kegiatan yang
dibutuhkan oleh para lanjut usia.
Friday, October 23, 2015
Tuesday, September 29, 2015
Pengaruh Intensitas Mengikuti Kegiatan Keagamaan Terhadap Kepribadian Siswa Kelas XI Sma 2 Wonosobo
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Variasi intensitas
mengikuti kegiatan keagamaan siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. 2) Bagaimana
kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. 3) Pengaruh intensitas
mengikuti kegiatan keagamaan terhadap kepribadian siswa kelas XI SMA 2
Wonosobo. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik
korelasi, subyek penelitian sebanyak 52 responden dengan menggunakan
teknik pengambilan teknik cluster sampling. Pengumpulan data dengan
menggunakan instrument angket, metode wawancara dan observasi digunakan
untuk mengetahui jumlah siswa, dan melengkapi data yang diperoleh dari
hasil angket. Data yang terkumpul digunakan dianalisis dengan
menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis
penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi. Pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa:1. Intensitas mengikuti kegiatan keagamaan
siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo mempunyai nilai taraf "baik" yang
mempunyai rata-rata sebesar 46,53 dan pada nilai distribusi frekuensi
terletak pada interval 46-51 yang mempunyai prosentase 28,84 %. 2.
Kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo mempunyai kategori baik karena
mempunyai nilai rata-rata sebesar 50,07. dan pada table nilai
distribusi frekuensi terletak pada interval 47-52 yang mempunyai
prosentase 26,92% 3. Terdapat pengaruh intensitas mengikuti kegiatan
keagamaan terhadap kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. Hal ini
ditunjukkan oleh F hitung = 34,94 yang lebih besar daripada Ftabel pada
taraf signifikansi 5%= 4.03 dan taraf signifikansi 1% = 7,17. sedangkan
persamaan garis regresinya adalah Y= 20.11+ 0.643X. Berdasarkan hasil
penelitian di atas, menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara
intensitas mengikuti kegiatan keagamaan terhadap kepribadian siswa kelas
XI SMA 2 Wonosobo. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat
diterima atau dibuktikan. Diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi para civitas akademik, para mahasiswa tenaga pengajar mata
kuliah jurusan dan program studi di Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar
senantiasa meningkatkan motivasi berprestasi secara lebih mendalam
Deskripsi Alternatif :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Variasi intensitas mengikuti kegiatan keagamaan siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. 2) Bagaimana kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. 3) Pengaruh intensitas mengikuti kegiatan keagamaan terhadap kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik korelasi, subyek penelitian sebanyak 52 responden dengan menggunakan teknik pengambilan teknik cluster sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan instrument angket, metode wawancara dan observasi digunakan untuk mengetahui jumlah siswa, dan melengkapi data yang diperoleh dari hasil angket. Data yang terkumpul digunakan dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa:1. Intensitas mengikuti kegiatan keagamaan siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo mempunyai nilai taraf "baik" yang mempunyai rata-rata sebesar 46,53 dan pada nilai distribusi frekuensi terletak pada interval 46-51 yang mempunyai prosentase 28,84 %. 2. Kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo mempunyai kategori baik karena mempunyai nilai rata-rata sebesar 50,07. dan pada table nilai distribusi frekuensi terletak pada interval 47-52 yang mempunyai prosentase 26,92% 3. Terdapat pengaruh intensitas mengikuti kegiatan keagamaan terhadap kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. Hal ini ditunjukkan oleh F hitung = 34,94 yang lebih besar daripada Ftabel pada taraf signifikansi 5%= 4.03 dan taraf signifikansi 1% = 7,17. sedangkan persamaan garis regresinya adalah Y= 20.11+ 0.643X. Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara intensitas mengikuti kegiatan keagamaan terhadap kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima atau dibuktikan. Diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas akademik, para mahasiswa tenaga pengajar mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan motivasi berprestasi secara lebih mendalam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Variasi intensitas mengikuti kegiatan keagamaan siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. 2) Bagaimana kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. 3) Pengaruh intensitas mengikuti kegiatan keagamaan terhadap kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik korelasi, subyek penelitian sebanyak 52 responden dengan menggunakan teknik pengambilan teknik cluster sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan instrument angket, metode wawancara dan observasi digunakan untuk mengetahui jumlah siswa, dan melengkapi data yang diperoleh dari hasil angket. Data yang terkumpul digunakan dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa:1. Intensitas mengikuti kegiatan keagamaan siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo mempunyai nilai taraf "baik" yang mempunyai rata-rata sebesar 46,53 dan pada nilai distribusi frekuensi terletak pada interval 46-51 yang mempunyai prosentase 28,84 %. 2. Kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo mempunyai kategori baik karena mempunyai nilai rata-rata sebesar 50,07. dan pada table nilai distribusi frekuensi terletak pada interval 47-52 yang mempunyai prosentase 26,92% 3. Terdapat pengaruh intensitas mengikuti kegiatan keagamaan terhadap kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. Hal ini ditunjukkan oleh F hitung = 34,94 yang lebih besar daripada Ftabel pada taraf signifikansi 5%= 4.03 dan taraf signifikansi 1% = 7,17. sedangkan persamaan garis regresinya adalah Y= 20.11+ 0.643X. Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara intensitas mengikuti kegiatan keagamaan terhadap kepribadian siswa kelas XI SMA 2 Wonosobo. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hipotesis dapat diterima atau dibuktikan. Diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas akademik, para mahasiswa tenaga pengajar mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang terutama dalam memberi dorongan kepada mahasiswa agar senantiasa meningkatkan motivasi berprestasi secara lebih mendalam.
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah di Bidang Pendidikan Agama Islam
Salah satu masalah pendidikan yang kita hadapi dewasa ini adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah. Dalam bidang pendidikan, khususnya bidang studi pendidikan Agama Islam
(PAI) di sekolah mendapat porsi yang relatif lebih kecil dibandingkan
dengan mata pelajaran yang lain. Hal ini akan lebih baik jika waktu yang
sedikit tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya secara efektif dan
efesien. Pagi hari peserta didik mendalami ilmu pengetahuan di
sekolah-sekolah formal, sedangkan pada sore hari dapat mendalami
ilmu-ilmu agama di Musholla, Taman Pendidikan Al-QurÂ’an, Pesantren kilat, pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya.
Melihat pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah tersebut masih sangat kurang, berbagai usaha telah dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) antara lain, melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru agama Islam, penyediaan dan perbaikan sarana/prasarana pendidikan dan ibadah serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan, namun Sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya yang sekarang sedang dikembangkan adalah reorientasi penyelenggaraan pendidikan, melalui manajemen berbasis sekolah (School Based Management), terutama dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI)
Penelitian ini bertujuan mengungkap lebih mendalam tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di bidang pendidikan agama Islam (PAI). Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 31 Semarang dalam bidang studi pendidikan agama Islam (PAI (2) mengetahui model manajemen berbasis sekolah dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang; (3) mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang.
Fokus penelitian ini tertuju pada tiga hal, yaitu (1) Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang; (2) Bagaimana Model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang? (3) Bagaimana Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang?
Penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data berupa: wawancara mendalam, observasi partisipan dan studi dokumentasi. Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan cara: 1) reduksi data; 2) penyajian data; dan 3) mengambil simpulan atau verifikasi. Untuk mendapatkan data yang valid, dilakukan triangulasi data dan metode. Artinya data yang sama diungkap dari berbagai sumber dan metode yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kepala SMP Negeri 31 Semarang, merupakan kepala sekolah yang berpengalaman dan sudah cukup tua usianya, telah memperoleh pelatihan tentang manajemen berbasis sekolah (MBS) di bidang pendidikan agama Islam (PAI, memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya menerapkan manajemen berbasis sekolah di sekolahnya. Disamping memiliki komitmen yang tinggi, kepala SMP Negeri 31 Semarang juga memiliki kepemimpinan yang memiliki ciri dan peran sebagai stimulator, motivator, fasilitator, inovator maupun komunikator yang sangat penting dalam rangka menerapkan manajemen berbasis sekolah dalam bidang PAI di sekolahnya. Peran kepala sekolah mulai dari sosialisasi MBS dalam bidang PAI, penyusunan visi, misi dan tujuan sekolah, penyusunan program tahunan sekolah maupun penyusunan RAPBS, pelaksanaan program sekolah hingga evaluasi program.
(2) Dari segi pelaksanaan, pada tahap ini lebih banyak berkaitan dengan aktivitas masing-masing personil sistem manajemen mutu. Artinya bagaimana pemahaman tugas, unjuk kerja, kerjasama diantara unsur yang ada dan peran atasan dalam membina dan membangkitkan semangat bawahan khususnya dalam bidang PAI. Secara konseptual, masing-masing bidang dan personil belum memahami tugas dan tanggung jawabnya, dan didalam pelaksanaannya kurang adanya kerja sama yang baik. Masing-masing bidang dan personil sering kali bekerja sendiri-sendiri.
(3) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah, dan dalam upaya menerapkan MBS dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di sekolahnya, kepala sekolah telah menerapakan beberapa prinsip yang disarankan dalam MBS antara lain: sistem delegasi, sistem participatory dan pemberdayaan potensi yang ada.
Melihat pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah tersebut masih sangat kurang, berbagai usaha telah dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) antara lain, melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru agama Islam, penyediaan dan perbaikan sarana/prasarana pendidikan dan ibadah serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu yang cukup menggembirakan, namun Sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya yang sekarang sedang dikembangkan adalah reorientasi penyelenggaraan pendidikan, melalui manajemen berbasis sekolah (School Based Management), terutama dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI)
Penelitian ini bertujuan mengungkap lebih mendalam tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di bidang pendidikan agama Islam (PAI). Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 31 Semarang dalam bidang studi pendidikan agama Islam (PAI (2) mengetahui model manajemen berbasis sekolah dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang; (3) mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang.
Fokus penelitian ini tertuju pada tiga hal, yaitu (1) Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang; (2) Bagaimana Model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang? (3) Bagaimana Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di SMP Negeri 31 Semarang?
Penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik yang dipergunakan untuk mengumpulkan data berupa: wawancara mendalam, observasi partisipan dan studi dokumentasi. Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan cara: 1) reduksi data; 2) penyajian data; dan 3) mengambil simpulan atau verifikasi. Untuk mendapatkan data yang valid, dilakukan triangulasi data dan metode. Artinya data yang sama diungkap dari berbagai sumber dan metode yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kepala SMP Negeri 31 Semarang, merupakan kepala sekolah yang berpengalaman dan sudah cukup tua usianya, telah memperoleh pelatihan tentang manajemen berbasis sekolah (MBS) di bidang pendidikan agama Islam (PAI, memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya menerapkan manajemen berbasis sekolah di sekolahnya. Disamping memiliki komitmen yang tinggi, kepala SMP Negeri 31 Semarang juga memiliki kepemimpinan yang memiliki ciri dan peran sebagai stimulator, motivator, fasilitator, inovator maupun komunikator yang sangat penting dalam rangka menerapkan manajemen berbasis sekolah dalam bidang PAI di sekolahnya. Peran kepala sekolah mulai dari sosialisasi MBS dalam bidang PAI, penyusunan visi, misi dan tujuan sekolah, penyusunan program tahunan sekolah maupun penyusunan RAPBS, pelaksanaan program sekolah hingga evaluasi program.
(2) Dari segi pelaksanaan, pada tahap ini lebih banyak berkaitan dengan aktivitas masing-masing personil sistem manajemen mutu. Artinya bagaimana pemahaman tugas, unjuk kerja, kerjasama diantara unsur yang ada dan peran atasan dalam membina dan membangkitkan semangat bawahan khususnya dalam bidang PAI. Secara konseptual, masing-masing bidang dan personil belum memahami tugas dan tanggung jawabnya, dan didalam pelaksanaannya kurang adanya kerja sama yang baik. Masing-masing bidang dan personil sering kali bekerja sendiri-sendiri.
(3) Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala sekolah, dan dalam upaya menerapkan MBS dalam bidang pendidikan agama Islam (PAI) di sekolahnya, kepala sekolah telah menerapakan beberapa prinsip yang disarankan dalam MBS antara lain: sistem delegasi, sistem participatory dan pemberdayaan potensi yang ada.
Link Download:
Wednesday, September 9, 2015
Studi Kritis Terhadap Program Siar Dakwah Radio Karysma (91.45) Fm Boyolali
Program dakwah on air yang dimaksudkan adalah acara kajian keislaman yang disiarkan langsung melalui radio, khusus radio Karysma di antaranya :
Format Dakwah Monologis.Format ini merupakan ceramah yang disampaikan oleh pembicaraan dengan materi-materi keislaman, disampaikan dengan dakwah monolog. Format Dakwah Dialogis: pola siaran dakwah ini dengan mengundang pembicara atau da'i yang dipandu oleh moderator, dialog langsung kepada nara sumber.Format Dakwah Dialog Interaktif ini mendatangkan pembicara, mengikutkan pendengar melalui telepon, SMS on line untuk menanyakan permasalahan yang sedang dibahas, Dari pembicara menjawab dari pertanyaan dari pendengar sehingga akan ada feet back.
Format Dakwah Pengajian Akbar.Format acara ini adalah dalam bentuk pengajian akbar yang diselenggarakan oleh Radio Karysma dengan tujuan menanamkan pendidikan dalam bidang spiritual, serta memupuk rasa sosial kepada masyarakat. Format Musik Islam ini disiarkan khusus mengemas program musik Islami seperti Nasid, Qasidah dengan tujuan untuk menghibur pendengarnya melalui untaian lagu-lagu Islam sebagai pencerahan jiwa dan akhlak pendengar. Format siar Dakwah dengan bentuk motivasi yaitu mengemas acara khusus dalam bentuk kata-kata. Terkemas dalam Kata Mutiara Hikmah acara ini diambil dari ayat al-Qur'an, hadits dan hikayat Nabi. Format Program Dakwah off Air Pola siaran dakwah ini tidak mengudara dalam siaran radio, melainkan kegiatan moral. Seperti radio Kusyma ini memberikan bantuan-bantuan kepada anak yatim piatu dan fakir miskin. Selain itu kegiatan moral lainnya yaitu memberikan daging kurban pada hari Idul Adha bekerja sama dengan Extra Joss
Deskripsi Alternatif :
Dalam program dakwah radio Karysma mempunyai dua format, yakni :
Program dakwah on air yang dimaksudkan adalah acara kajian keislaman yang disiarkan langsung melalui radio, khusus radio Karysma di antaranya :
Format Dakwah Monologis.Format ini merupakan ceramah yang disampaikan oleh pembicaraan dengan materi-materi keislaman, disampaikan dengan dakwah monolog. Format Dakwah Dialogis: pola siaran dakwah ini dengan mengundang pembicara atau da'i yang dipandu oleh moderator, dialog langsung kepada nara sumber.Format Dakwah Dialog Interaktif ini mendatangkan pembicara, mengikutkan pendengar melalui telepon, SMS on line untuk menanyakan permasalahan yang sedang dibahas, Dari pembicara menjawab dari pertanyaan dari pendengar sehingga akan ada feet back.
Format Dakwah Pengajian Akbar.Format acara ini adalah dalam bentuk pengajian akbar yang diselenggarakan oleh Radio Karysma dengan tujuan menanamkan pendidikan dalam bidang spiritual, serta memupuk rasa sosial kepada masyarakat. Format Musik Islam ini disiarkan khusus mengemas program musik Islami seperti Nasid, Qasidah dengan tujuan untuk menghibur pendengarnya melalui untaian lagu-lagu Islam sebagai pencerahan jiwa dan akhlak pendengar. Format siar Dakwah dengan bentuk motivasi yaitu mengemas acara khusus dalam bentuk kata-kata. Terkemas dalam Kata Mutiara Hikmah acara ini diambil dari ayat al-Qur'an, hadits dan hikayat Nabi. Format Program Dakwah off Air Pola siaran dakwah ini tidak mengudara dalam siaran radio, melainkan kegiatan moral. Seperti radio Kusyma ini memberikan bantuan-bantuan kepada anak yatim piatu dan fakir miskin. Selain itu kegiatan moral lainnya yaitu memberikan daging kurban pada hari Idul Adha bekerja sama dengan Extra Joss.
Dalam program dakwah radio Karysma mempunyai dua format, yakni :
Program dakwah on air yang dimaksudkan adalah acara kajian keislaman yang disiarkan langsung melalui radio, khusus radio Karysma di antaranya :
Format Dakwah Monologis.Format ini merupakan ceramah yang disampaikan oleh pembicaraan dengan materi-materi keislaman, disampaikan dengan dakwah monolog. Format Dakwah Dialogis: pola siaran dakwah ini dengan mengundang pembicara atau da'i yang dipandu oleh moderator, dialog langsung kepada nara sumber.Format Dakwah Dialog Interaktif ini mendatangkan pembicara, mengikutkan pendengar melalui telepon, SMS on line untuk menanyakan permasalahan yang sedang dibahas, Dari pembicara menjawab dari pertanyaan dari pendengar sehingga akan ada feet back.
Format Dakwah Pengajian Akbar.Format acara ini adalah dalam bentuk pengajian akbar yang diselenggarakan oleh Radio Karysma dengan tujuan menanamkan pendidikan dalam bidang spiritual, serta memupuk rasa sosial kepada masyarakat. Format Musik Islam ini disiarkan khusus mengemas program musik Islami seperti Nasid, Qasidah dengan tujuan untuk menghibur pendengarnya melalui untaian lagu-lagu Islam sebagai pencerahan jiwa dan akhlak pendengar. Format siar Dakwah dengan bentuk motivasi yaitu mengemas acara khusus dalam bentuk kata-kata. Terkemas dalam Kata Mutiara Hikmah acara ini diambil dari ayat al-Qur'an, hadits dan hikayat Nabi. Format Program Dakwah off Air Pola siaran dakwah ini tidak mengudara dalam siaran radio, melainkan kegiatan moral. Seperti radio Kusyma ini memberikan bantuan-bantuan kepada anak yatim piatu dan fakir miskin. Selain itu kegiatan moral lainnya yaitu memberikan daging kurban pada hari Idul Adha bekerja sama dengan Extra Joss.
Monday, September 7, 2015
PESAN DAKWAH KHATIB JUM’AT :Studi Kualitatif Di Masjid Nurul Fattah Jl. Demak Kecamatan Krembangan Surabaya Edisi Mei 2014 Minggu Ke-5 oleh Ust. Umar Haqqi AR.
Abstract
Dari rumusan
masalah tersebut bertujuan untuk menegetahui pesan dakwah khatib jum’at
di Masjid Nurul Fattah Jl. Demak kecamatan krembangan Surabaya edisi mei
2014 minggu ke-5 oleh ust. Umar Haqqi. Untuk mengidentifikasi rumusan
masalah tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan melakukan observasi, dokumentasi dan wawancara, kemudian data
dianalisis dengan menggunakan analisis wacana model Teun A Van Djik.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa pesan dakwah yang di sampaikan
oleh khatib jum’at di Masjid Nurul Fattah Jl. Demak kecamatan
krembangan Surabaya edisi mei 2014 minggu ke-5 oleh ust. Umar Haqqi
minggu ke-5 dengan mengggunakan teori Teun A van Djik yang meliputi enam
unsur diantaranya tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik
adalah dengan tema tiga golongan manusia yang dilindungi oleh Allah dari
godaan iblis dan bala tentaranya Dan juga Pesan dakwah yang disampaikan
menjelaskan tentang akidah diantaranya: Meningkatkan kualitas keimanan
kita kepada Allah Swt. memperbanyak dzikir, dan beristighfar memohon
ampunan kepada Allah swt. serta memperbanyak menangis karena takut akan
siksaannya Allah swt.
Link Download:
HUBUNGAN ANTARA EVALUASI KINERJA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM HASANUDDIN MOJOSARI
Abstract
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara evaluasi kinerja guru
dengan prestasi belajar siswa di SMP Islam Hasanuddin Mojosari.Hipotesis
yang diajukan adalah ada hubungan antara evaluasi kinerja guru dengan
prestasi belajar siswa.Subjek penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 8
dan 9.Penelitian dilakukan dengan subjek berjumlah 99 siswa dengan
instrument penelitian berupa skala evaluasi kinerja guru dan skala
prestasi belajar siswa, teknik pengambilan sampel menggunakan Product
Moment. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara evaluasi kinerja guru dengan prestasi belajar siswa di SMP Islam
Hasanuddin Mojosari dengan korelasi sebesar -0,206 dan nilai
signifikansi 0,174 >P0,05pada uji korelasi product moment. Dengan
demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini di
tolak.Kesimpulannya tidak terdapat hubungan antara evaluasi kinerja guru
dengan prestasi belajar siswa di SMP Islam Hasanuddin Mojosari.
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
Link Download:
EFEKTIVITAS METODE QIRAATI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ AL-ISLAHIYAH MARGOREJO SURABAYA
Abstract.
Sebagai langkah awal untuk mencetak generasi Islam yang berwawasan
Qur’ani yakni menanamkan kecintaan terhadap al-Qur’an, salah satunya
adalah perintah membaca al-Qur’an yang merupakan,upaya pemahaman dan
pengamalan isi
kandungan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, karena al-Qur’an adalah
pedoman umat muslim di dunia. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu
pengetahuan dan teknologi, berkembang pula metode-metode pembelajaran
al-Qur’an yang bertujuan sebagai perbaikan dan penyempurna metode yang
muncul sebelumnya serta disesuaikan dengan keadaan masyarakat tertentu.
Dalam meningkatkan baca alQur’an
banyak sekali metode baca Qur’an cepat dan praktis diantaranya adalah
metode Qiraati. Metode Qiraati merupakan metode yang lebih menekankan
pada bacaan yang praktis dan cepat, tepat, dan benar. Berdasarkan latar
belakang, maka permasalahan yang diangkat oleh peneliti yaitu bagaimana
metode membaca al-Qur’an Qiraati, penerapan metode Qiraati di TPQ, dan
efektivitas metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca
alQur’an. Mengacu pada konteks penelitian diatas, tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui bagaimana metode membaca
al-Qur’an Qiraati,
penerapan metode Qiraati di TPQ, dan efektivitas metode Qiraati dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya
deskriptif, dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
gejala tertentu. Teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara,
dokumentasi, dan tes. Untuk menganalisa data digunakan metode deskriptif
kualitatif, yakni uraiannya berdasarkan pada gejala-gejala yang tampak.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) metode pembelajaran al-Qur’an
Qiraati suatu metode kontemporer dengan menggunakan buku Qiraati
jilidyang membacanya
tanpa mengeja tetapi harus lancar, cepat, tepat, dan benar. (2)
Penerapan metode Qiraati di TPQ Al-Islahiyah sudah menerapkan kurikulum
Qiraati dengan sangat baik meskipun masih ada bebrapa santri yang
bergurau dan bermain-main. (3) Efektivitas metode Qiraati dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an sudah efektif karena tujuan
yang ingin dicapai sudah 73% santri dari masing-masing kelas bisa
membaca dengan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan makhrajnya.
Link Download:
Subscribe to:
Posts (Atom)